Di dalam industri penyediaan pangan, penggunaan pengawet makanan mau tidak mau harus disertakan. Pengawet makanan memiliki peranan yang sangat penting untuk menjaga daya tahan bahan pangan agar lebih awet dan dapat dinikmati dalam jangka waktu yang lama. Secara garis besar, pengawet makanan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu pengawet makanan sintetis dan pengawet makanan alami. Pengawet makanan sintetis lebih banyak digunakan di pabrik-pabrik produsen makanan. Keunggulan dari pengawet makanan sintetis adalah sifatnya yang lebih stabil sehingga makanan pun dapat menjadi lebih awet dalam jangka waktu yang lama. Namun konsumsi makanan berpengawet kimia saat ini diketahui memiliki dampak yang buruk terhadap kesehatan. Sehingga tak jarang banyak pengusaha makanan skala kecil dan sedang yang lebih memilih pengawet makanan alami.
Dibandingkan pengawet makanan kimiawi, pengawet makananalami jauh lebih aman untuk kesehatan. Hal tersebut karena Pengawet makanan alami merupakan produk pengawet alternatif yang diperoleh langsung dari alam dengan sedikit penambahan bahan-bahan kimia atau bahkan tidak sama sekali. Manfaat pengawet makanan kurang lebih sama dengan bahan pengawet makanan sintetis, yaitu untuk membantu menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk makanan. Salah satu bahan makanan yang berperan sebagai pengawet makanan alami adalah garam dapur.
Garam dapur tidak hanya berfungsi sebagai penyedap makanan saja. Kandungan senyawa NaCI atau Natrium Chlorida yang terdapat di dalam bumbu dapur tersebut memiliki sifat higroskopis atau mengikat air. Kelembapan dari air menciptakan habitat yang ideal bagi bakteri pembusuk untuk berkembang biak. Namun dengan menambahkan garam ke dalam makanan, tidak hanya makanan tersebut memilki citarasa yang lebih gurih, mikroorganisme pembusuk pun akan mati akibat dehidrasi. Penggunaan garam dapur sebagai bahan pengawet makanan seringkali ditemukan di dalam industri pembuatan telur asin dan ikan asin.
Selain garam dapur, gula pasir ternyata juga banyak digunakan sebagai bahan pengawet. Gula pasir merupakan sari tebu yang diolah dan dipanaskan sedemikian rupa hingga berubah bentuk menjadi butiran-butiran kristal berwarna putih. Gula pasir banyak digunakan di dalam berbagai macam bahan makanan sebagai penyedap rasa alami. Selain itu, gula juga memiliki sifat higroskopis yang sama dengan garam. Proses pengawetan dengan menggunakan gula atau penggulaan biasa dilakukan dengan cara mencampurkan, melarutkan, atau menaburkan gula tersebut ke dalam bahan makanan. Beberapa produk makanan yang menempuh proses penggulaan antara lain dodol, selai, dan manisan.
Selain memiliki khasiat untuk kesehatan, ternyata cuka apel juga bisa digunakan sebagai pengawet makanan. Cuka apel merupakan produk sari buah apel yang difermentasi. Rasa cuka apel yang masam berasal dari kandungan senyawa asam asetat yang juga memiliki sifat anti-bakteri. Dengan merendam bahan makanan seperti sayuran dan buah ke dalam larutan cuka apel, makanan tersebut akan memiliki tingkat keawetan yang lebih tinggi. Cuka apel juga banyak digunakan untuk mencegah oksidasi buah atau sayuran tersebut sehingga warna alami dari makanan tersebut pun terjaga. Kimchi, acar, dan beberapa jenis minuman merupakan beberapa produk konsumsi yang diolah dengan pengawetan menggunakan cuka apel.
Sebagai distributor pangan terbaik, Markaindo jual pengawet makanan alami maupun sintetis dengan harga yang sangat terjangkau. Untuk melakukan pembelian, Anda dapat dengan mudah mengakses situs Markaindo dan melakukan pembelian berbagai macam produk pengawet makanan berkualitas tinggi secara online.